Religious Myspace Comments
topbella

Jumat, 08 Oktober 2010

KEPADA SIAPAKAH AZAB DI PERUNTUKKAN?

DISUSUN OLEH : Anna Wahyu Rohmanah (MA Mazro'atul Huda Wonorenggo)
    Azab, kata yang sudah menjadi khazanah bahasa Indonesia dan yang tidak asing bagi kita. Ia dipergunakan untuk apa yang menimbulkan siksa atau derita, yang menghilangkan kebahagiaan hidup. Azab dapat berbentuk pukulan atau benturan tubuh seseorang, rasa takut, kekhawatiran, kelaparan maupun dahaga.
    Imam ar-Raghib al-Ashfahāni menyatakan bahwa kata azab dipakai dalam ungkapan azabar-rajulu yang berarti orang itu menyiksa diri dengan jalan tidak makan dan tidak tidur. Dalam penggunaan sehari-hari, kata azab berarti hukuman atau pembalsan bagi hamba Allah yang mengingkari nikmat-Nya dan menyimpang dari bimbingan dan hidayah-Nya.
    Azab bisa dirasakan sebagai iqab (hukuman), karena azab itu ditimpakan kepada hamba Allah sebagai hukuman karena tidak mau mengikuti kebenaran-kebenaran dari tanda-tanda kekuasaan Allah yang ada di langit, di bumi, dan diantara keduanya serta tidak mau pula mengikuti bimbingan wahyu yang diturunkan kepada Rasul-Nya.
    Azab itu dirasakan sebagai pembalasan sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang dilakukan seseorang yang dapat dikategorikan sebagai memperturutkan hawa nafsu dan menjauh dari bimbingan Allah SWT.
    Azab bisa berbentuk nestapa yang disebabkan kejadian alam, penganiayaan, hukuman atau pembalasan. Azab yang disebabkan oleh peristiwa alam, misalnya derita akibat gempa bumi, letusan gunung berapi, angin topan, badai, sambaran kilat, dan sebagainya.
    Azab yang timbul karena penganiayaan orang lain atau oleh binatang dapat dicegah dengan jalan membentuk pengamanan diri dari penganiayaan dan serangan binatang tersebut.
    Adapun azab yang berupa hukuman yang dijatuhkan oleh penguasa di dunia dapat dihindari dengan jalan melaksanakan aturan-aturan hukum yang berlaku.
    Azab Allah di dunia yang diakibatkan karena sikap, tingkah, dan perbuatan manusia yang jahat dikisahkan Al-Qur’an pernah ditimpakan kepada kaum ‘Ad, Samud dan kaum Nuh.
    “Adapun kaum ‘Ad, mereka menjadi sombong di muka bumi tanpa alasan yang benar, dan mereka berkata, “Siapa yang lebih  kuat dari kami?” Tidakkah mereka melihat Allah yang menjadikan mereka. Dia-lah Yang lebih kuat. Tetapi mereka tetap mengingkari ayat-ayat Kami! Maka Kami kirimkan angin dahsyat menimpa mereka pada hari-hari yang naas, untuk Kami rasakan kepada mereka azab yang hina di dunia; dan azab di akhirat lebih hina lagi, dan mereka tidak akan mendapat pertolongan lagi. Sedangkan Samud, Kami beri mereka bimbingan, tetapi mereka lebih menyukai kebutaan hati daripada bimbingan; maka azab hina yang memekakkan telah menimpa mereka, akibat apa yang telah mereka perbuat. Dan Kami selamatkan mereka yang beriman dan bertaqwa.” (QS Fussilat: 15-18)
    ‘Azabul Akhirat akan ditimpakan di akhirat berupa pembalasan atas sikap, tingkah laku, dan perbuatan manusia yang menyimpang dari bimbingan wahyu dan mengingkari nimkat Allah. Ini akan berlangsung setelah pemeriksaan amal perbuatan menusia di hari mahsyar.
    Mengenai siksa akhirat, di kalangan ulama mutakallimin tidak terdapat perbedaan paham bahwa azab itu akan ditimpakan secara jasmani. Akan tetapi golongan ahli tasawuf beranggapan bahwa jasmani sifatnya hanya sementara, sedangkan ruhani itu adalah abadi. Maka mereka berpendapat bahwa kebangkitan itu bukan bersifat jasmani, tetapi berupa kebangkitan ruhani. Dengan demikian, siksa Allah kepada hambanya akan ditimpakan kepada ruhaninya.
    Di dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang tegas menyatakan adanya kehidupan jasmaniyah di akhirat, seperti dihidupkannya kembali tulang-tulang yang telah hancur luluh, sebagaimana disebutkan dalam beberapa ayat yang artinya sebagai berikut:
    “Tidakkah manusia melihat, bahwa Kami menciptakannya dari setitik air mani? Tetapi perhatikanlah, ia justru menjadi pembangkang yang nyata. Dan ia membuat perumpamaan tentang kami dengan melupakan asal kejadiannya sendiri; dia berkata, “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-tulang yang sudah hancur luluh?” Katakanlah, “Yang akan menghidupkannya (adalah) Yang meciptakannya pertama kali! Dia Yang Maha Tahu akan segala penciptaan.” (QS Yasin : 77-79)
    Azab akhirat itu ditimpakan kepada orang yang timbangan dosanya lebih besar dari pahalanya. Apabila mereka sampai mati tidak mau bertobat, mereka dinyatakan sebagai mukmin yang berdosa karena melakukan maksiat.
    Di antara perilaku manusia yang menyebabkan azab Allah ialah :
1.    Kekafiran
2.    Kemunafikan
3.    Menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat
4.    Keserakahan
5.    Kemusyrikan
6.    Menyembunyikan kebenaran
7.    Pembunuhan secara keji
8.    Kezaliman
9.    Bercerai-berai dan berselisih
10.    Durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya
11.    Kefasikan
12.    Mempermainkan agama dan ayat-ayat Allah
13.    Menghindar dari ayat Allah
14.    Menentang jalan Allah
15.    Terlena godaan syetan
16.    Memperturutkan hawa nafsu
17.    Penindasan dan pembunuhan atas kaum beriman
18.    Menyombongkan diri

Al-Qur’an sudah menggambarkan pedihnya azab pada hari kiamat yang ditanggung manusia akibat ulah mereka di dunia.
Hanya iman dan perjuangan di jalan Allah-lah yang akan menyelamatkan manusia dari siksa Allah. Dan Allah hanya akan menolong hamba-hambaNya yang beriman dan bertaqwa.

1 komentar:

About Me